Kisah Kehilangan Alat Pantau Gunung Api PVMBG: dari Muncul Lagi sampai Tak Tersisa

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali memberitakan soal kehilangan peralatan pemantauan gunung api.

Kali ini terjadi di Gunung Pusuk Buhit, Sumatra Utara.

Media sosial milik PVMBG sendiri pernah mengabarkan beberapa kehilangan peralatan di tahun 2022 ini, yaitu di Gunung Sindoro Sumbing pada bulan Januari dan Gunung Gamkonora pada bulan Maret.

Gunung Pusuk Buhit, Sumatra Utara Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada, menceritakan kronologi pencurian alat monitoring di sana.

Berawal dari tidak adanya rekaman dari stasiun Pusuk Bukit ke Pos Pengamatan Gunung api (PGA) Sinabung.

Kemudian, ditindaklanjuti oleh tim dari PGA dengan melakukan pemeriksaan terhadap kendala tadi ke titik stasiun Pusuk Bukit pada tanggal 13 Agustus 2022 dan tiba di lokasi.

Setelah tiba di lokasi tim menemukan kondisi Stasiun Pusuk Bukit yang hanya menyisakan boks alumunium tempat penyimpanan alat sensor dan lainnya.

“Tak ada satu pun alat yang tersisa di dalam boks tersebut,” jelas Oktory dalam pesan singkat, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Ia meyebutkan peralatan yang hilang terdiri dari seismometer, sistem power, dan sistem telemetri data melalui radio, solar panel dan regulator solar panel demikian juga sejumlah accu kering.

Akhirnya, pihak PVMBG melaporkan kehilangan tersebut pada siang harinya.

Baik pada foto yang di posting di media sosial milik PVMBG dan foto-foto lain yang dikirim kepada Tempo, memang terlihat boks alumnium yang ditanam di dalam tanah tinggal berisi tanah dan kabel.

Di dekatnya, sebuah tiang dengan semacam antena rumahan pada bagian atas, tersisa hanya sekitar 50 cm.

Bagian atasnya entah dimana.

Gunung Sindoro Sumbing Menurut Kepala PVMBG saat itu, Andiani, hilangnya baterai diawali saat petugas pengamat pada pos PGA Sindoro Sumbing tak mendapati data masuk dari Stasiun Cedokan ke seismograf digital yang ada di pos itu.

Saat itu Rabu, 12 Januari 2022, pukul 19.12 WIB.

Setelah dilakukan pengecekan pada peralatan penerima disimpulkan bahwa data dari stasiun tersebut tidak ditransmisikan (carrier off).

“Data terakhir yang diterima adalah pukul 17.13 WIB, dengan diawali adanya gangguan atau noise pada pencatatan data asal Stasiun Seismik Cedokan pada pukul 17.05 WIB,” katanya.

Lalu, pada 14 Januari 2022 Pukul 07.15 WIB dilakukan pemeriksaan ke lapangan.

Sesampainya di lokasi Stasiun Cedokan, petugas menemukan kotak wadah baterai yang ditanam dalam tanah telah dibongkar.

Aki tidak ada dalam boks tersebut.

Kisah lanjutan menurut Oktory, barang yang hilang kembali.

“Untuk Sindoro karena barang kembali jadi laporan kehilangan tersebut sudah dicabut,” jelasnya.

Gunung Gamkonora Pada hari Sabtu, 19 Maret 2022, stasiun pengamatan Gunung Gamkonora memberitahukan bahwa sinyal seismik tiba-tiba menghilang.

Kemudian, pada tanggal 22 Maret 2022, dilakukan pengecekan pada stasiun seismik.

Setelah sampai di lokasi, ternyata accu peralatan pemantauan dan regulatornya sudah tidak ada.

Petugas gunung api setempat telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melaporkan kejadian itu.

Andiani menyatakan proses penggantian membutuhkan waktu karena memperhitungkan persiapan, pendakian dan pemasangan kembali peralatan yang baru.

Kerugian ditaksir antara Rp 2-3 juta.

“Accu dan regulator, harga sekitar Rp 2-3 juta,” kata Andiani.

Menurut Oktory, laporan kehilangan dicabut mengingat prosedurmya terlalu rumit.

“Kami cabut (laporannya) dan perbaiki saja sendiri,” jelasnya.

Hal yang disebut rumit menurutnya adalah pemberkasan seperti list alat, spec, nomor BMN, perkiraan harga, surat pendahuluan ijin memasang alat ketika dahulu pertama kali dipasang, tim yang terlibat instalasi, proses BAP dan sebagainya.

Ia juga menambah kisah lain.

“Sinabung pada waktu krisis 2013 juga melaporkan kehilangan accu tetapi kembali dalam beberapa hari dan laporan dicabut,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *