Begini Cuaca Ekstrem Ancam Orang Indonesia yang Kurang Minum

Menurut survei, 1 dari 4 orang dewasa Indonesia belum cukup minum.

Risiko dehidrasi pun meningkat karena frekuensi cuaca ekstrem berupa cuaca panas dengan suhu udara yang tinggi meningkat.

“Kebiasaan orang Indonesia kurang minum dapat meningkatkan resiko kesehatan,” kata Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia, dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan daring pekan ini, tepatnya Rabu 24 Agustus 2022.

Namun, Arif menambahkan, tidak semua air layak diminum untuk menambahkan asupan cairan dalam tubuh.

Menurut dia, cuaca ekstrem yang melanda akhir-akhir ini ternyata juga mempengaruhi kualitas air karena membuatnya tercemar bakteri, logam berat, senyawa kimia, pestisida, dan organik.

Mengkonsumsi air yang tercemar, Arif mengingatkan, dapat membahayakan kesehatan.

Soal ini, Arif mengungkap hasil survei lainnya bahwa 1 dari 10 balita menderita diare.

Dalam webinar yang sama, dosen yang juga dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Diana Sunardi mengatakan bahwa sejak 2013 lalu, sebagai zat gizi makro, air sudah masuk dalam Angka Kecukupan Gizi untuk orang Indonesia.

Dalam Angka itu, Kementerian Kesehatan menetapkan orang dewasa membutuhkan sekitar 2 liter atau kurang lebih 8 gelas air minum setiap harinya.

“Itu sudah berdasarkan evaluasi mendalam bahwa tubuh kita sangat membutuhkan cairan yang cukup setiap hari, utamanya dari air putih,” kata Diana yang juga Ketua Indonesia Hydration Working Group.

Angka kebutuhan air itu bahkan dapat bertambah sesuai dengan kondisi tertentu misalnya bagi ibu hamil dan menyusui.

Begitu juga dengan usia dan cuaca.

Semakin cuaca panas, misalnya, semakin besar kebutuhan.

“Bahkan saat cuaca dingin pun penguapan dari tubuh terjadi sehingga tetap harus seimbang antara yang masuk dan ke luar.” Diana memaparkan, kurang minum dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat berdampak pada kesehatan, diantaranya mudah lelah, serta daya ingat dan konsentrasi menurun.

Jika terjadi secara berkepanjangan, dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis, bahkan meningkatkan resiko kegemukan.

Selain kuantitas, Diana senada dengan Arif agar perlu memperhatikan kualitas air yang diminum.

Air dapat tercemar oleh bakteri dan senyawa berbahaya penyebab penyakit.

Karenanya, dia menganjurkan, pilih air minum yang berasal dari sumber terlindungi dan diproses sesuai dengan standar kesehatan.

Terkait itu, Danone-Aqua menegaskan kembali komitmennya selama hampir 50 tahun ini untuk menghadirkan air mineral berkualitas yang sehat dan aman bagi seluruh keluarga Indonesia.

Disebutkan kalau Air Aqua murni dari alam dan prosesnya tidak tersentuh tangan manusia.

Air AQUA juga datang dari sumber alami yang terlindungi dari pencemaran.

“Karena kami memiliki proses yang sangat selektif dalam memilih sumber air dengan 9 kriteria, 5 tahapan, dan minimal 1 tahun penelitian,” tutur Flora Tobing, Senior Brand Manager Danone-Aqua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *